Minggu, 15 Maret 2015
ARINA N.S. XI MIA 2
Orang-orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’"
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)
3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
(tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’"
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)
9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’"
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur"
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
Sabtu, 14 Maret 2015
DALIL AQLI DAN NAQLI SIFAT WAJIB ALLAH
- Wujud : artinya ada, ketetapan dan kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang tiada di sebabkan dengan sesuatu sebab adalah “ada”.a.Dalil Aqli sifat WujudAdanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.b.Dalil Naqli sifat Wujud (Surat Ar-Ro’du ayat 16 ):
- Qidam : artinya sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt. a.Dalil‘Aqli : Seandainya Allah hudust (ada awalnya) pasti Allah membutuhkan yang menciptakan, dan itu mustahil bagi Allah. b.Dalil Naqli : Surat Al-Hadid ayat 3:
3. Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak ada
akhirnya
a. Dalil Aqli sifat Baqa' : Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan
disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan
dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam.
b. Dalil Naqli Sifat Baqa' (Surat
Ar-Rahman ayat 27) :
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith
: artinyaBerbeda
dengan makhluknya lawannya Mumatsalatu Lilhawadist
(Menyerupai makhluknya)
a. Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Seandainya Allah Mumatsalah (menyerupai
makhluk) maka Allah tidak ada bedanya dengan makhluk, dan itu mustahil.
b. Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits (Surat
Asy-Syuro ayat 11) :
Firman Allah :
(11) قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۚأَلَا يَتَّقُونَ
- Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan Dzatnya sendiri) lawannya Ihtiyaj (Membutuhkan)a. Dalil Aqli sifat Qiyamuhu BinafsihiSeandainya Allah Ihtiyaj (membutuhkan tempat atau pencipta) maka Allah “sifat”.Seperti warna putih(sifat), membutuhkan benda(untuk tempat), apa bila benda itu hilang maka warna putihpun akan ikut hilang. Dan itu mustahil bagi Allah.b. Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi (Surat Al-Ankabut ayat 6)(6) وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
- Wahdaniyyat (Esa/Tunggal) lawannya Ta’addud (Lebih dari satu)a. Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Ta’addud (tidak tunggal) maka tidak akan ada ciptaanNya, karena apabila Allah ada dua tentu mereka akan berbagi pendapat, dan itu mustahil. Maka tidak mungkin Allah Ta’addud. b. Dalil Naqli : (Surat Al Ikhlas)
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ(٤
- Qudrat (Berkuasa atas segala sesuatu) lawannya ‘Ajzu (Lemah/Tidak bisa berbuat apa – apa)a. Dalil Aqli sifat QudrotDalilnya adalah adanya alam semesta.Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.b. Dalil Naqli sifat Qudrot (Surat Al Baqoroh ayat 20)
- Irodat (Berkehendak) lawannya Karohah (Terpaksa)a. Dalil Aqli sifat Irodat.Dalilnya adalah adanya alam semesta.Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun.b. Dalil Naqli sifat Irodat (Surat Hud ayat 107)
- ‘Ilmu (Maha Mengetahui) lawannya Jahl (Bodoh)a. Dalil Aqli sifat IlmuSeandainya Allah jahal (Bodoh) pasti Allah tidak Irodat(tidak berkehendak karena bodoh), dan itu mustahil.b. Dalil Naqli sifat Ilmu (Surat Al Baqoroh ayat 231)
- Hayat (Hidup) lawannya Maut (Mati)a. Dalil Aqli sifat hayatDalil ‘Aqli : Seandainya Allah Maut (Mati) pasti Allah tidak Qudrat, Iradatdan tidak ‘Ilmu, dan itu mustahil.b. Dalil naqli : Surat Al Baqoroh ayat 255:
11. Sama’ (Maha Mendengar) lawannya Shomam (Tuli),
a. Dalil Aqli : tidak ada siapapun
yang luput dari pendengarannya Allah Swt. Allah selalu mendengar apa yang
manusia katakan.
b. Dalil Naqli : Surat
Asy Syuro ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
- Bashar Bashor (Maha Melihat) lawannya ‘Amaa (Buta)
a. Dalil Aqli :Allah Swt wajib bersifat maha melihat pada
yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat, terang atau gelap,
zahir atau tersembunyi dan sebagainya.
b. Dalil Naqli : Surat Asy Syuro ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
- Kalam (Berfirman) lawannya Bukmu (Tidak berfirman/tidak bisa berbicara)
a. Dalil Aqli : ini sifat yang tetap ada, yang qadim lagi azali, yang
berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an, ini merupakan
perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
b. Dalil
Naqli : surat An-Nisa ayat 164:
- Kaunuhu Qadiran artinya
berkuasa lawannya ‘Ajizan
a. Dalil Aqli : ia yang berkuasa mengadakan dan mentiadakan sesuatu.
- Muridan : Maha
Berkehendak
a. Dalil Aqli : keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan menentukan tiap - tiap
sesuatu.
- 'Aliman : Maha Mengetahui
a. Dalil Aqli : keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap - tiap segala
sesuatu.
- Hayyun : artinya keadaannya
Allah Swt yang maha hidup, melebihi dari segala sesuatu apapun juga.
- Kaunuhu Sami’an : artinya
keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujud.
- Kaunuhu Bashiran : artinya
keadaannya Allah Swt yang melihat akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujudat
(berupa sesuatu yang ada ).
- Kaunuhu Mutakalliman : artinya
keadaannya Allah Swt yang berkata – kata, yaitu sifat yang berdiri dengan dzat Allah Swt.
Langganan:
Postingan (Atom)
Profil
- Arina's Blog
- Hallo nice to meet U!!! Thank's You have visited my blog! :) Let's U can know about me ... :D My name is Arina Nur Syahputri (Puput), School in SMA Negeri 1 Demak kelas XI MIA 2
Arsip Blog
Diberdayakan oleh Blogger.